Ringkasan Materi Pengolahan Bahan Pangan Setengah Jadi dari Serealia, Kacang-kacangan, dan Umbi Menjadi Makanan Khas Wilayah Setempat
Ringkasan Materi Pengolahan Bahan Pangan Setengah Jadi dari
Serealia, Kacang-kacangan, dan Umbi Menjadi Makanan Khas Wilayah Setempat
A.
Pengertian
Pengolahan bahan pangan adalah suatu
kegiatan mengubah bahan mentah menjadi bahan makanan siap dikonsumsi atau
menjadi bahan setengah jadi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan
memperpanjang masa simpan bahan pangan.
1)
Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman
padi/padian/ rumput/rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk menghasilkan
bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati.
2)
Umbi adalah organ tumbuhan yang mengalami
perubahan ukuran dan bentuk (pembengkakan) sebagai akibat perubahan fungsinya.
3)
Olahan bahan pangan setengah jadi sering disebut
juga sebagai ‘produk pangan primer’ adalah mengolah bahan baku pangan dengan
proses pengawetan, baik pengawetan secara kimia, fisika ataupun mikrobiologi,
menjadi aneka ragam olahan pangan setengah jadi, yang selanjutnya digunakan
sebagai bahan baku pangan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pengolahan bahan
pangan setengah jadi dari serealia dan umbi menjadi makanan khas daerah
setempat adalah mengolah produk pangan primer, baik yang diproduksi oleh rumah
tangga, industri kecil, ataupun industri pengolahan pangan dengan teknologi
tinggi menjadi makanan dengan karakteristik budaya setempat.
B.
Jenis
Menurut teori kebutuhan Maslow, pangan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia (basic needs). Kebutuhan
bersosialisasi (social needs), percaya diri (self esteem) dan aktualisasi diri
(self actualization) merupakan tiga teratas kebutuhan manusia.
Berikut ini akan diuraikan jenis makanan
khas Indonesia yang dihasilkan dari penggunaan bahan baku olahan bahan pangan
setengah jadi dari serealia dan umbi.
1)
Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk pipih
tebal atau tipis
Produk pangan setengah jadi bentuk pipih tebal atau tipis antara lain
kerupuk gendar, rengginang, emping jagung, kerupuk bawang, bihun, dan mie,
kerupuk tette, keripik singkong, sawut/gaplek ubi jalar, gaplek ubi kayu, dan
kentang beku, kerupuk, keripik, dan kentang beku.
2)
Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk
butiran besar
Produk pangan setengah jadi dengan bentuk butiran besar dari bahan
serealia adalah beras/beras instan, beras jagung, jagung pipil kering dan beku,
aneka butiran oat, aneka pasta, beras/biji sorgum, kacang hijau, kacang tanah,
dan kacang kedelai, tiwul instan dan beras singkong.
3)
Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk
butiran halus
Produk pangan setengah jadi dengan bentuk butiran halus yaitu tepung
beras, tepung jagung/maizena, tepung terigu, dan tepung sorgum, tepung ubi
jalar, tepung tapioka, tepung talas, dan tepung kentang.
Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang
artinya makanan. Zat makanan adalah
satuan nutrisi yang menyusun bahan makanan tersebut. Kalori adalah satuan unit yang digunakan
untuk mengukur nilai energi yang diperoleh tubuh ketika mengonsumsi
makanan/minuman. Ada enam macam zat gizi yang diperlukan manusia untuk memenuhi
kebutuhan tubuh supaya dapat tumbuh dengan baik dan sehat, yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Berdasarkan kegunaannya bagi
tubuh zat gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
·
Kelompok zat gizi penghasil tenaga
(karbohidrat). Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara lain dapat
diperoleh dari beras, jagung, gandum, roti, mie, makaroni, bihun, kentang,
singkong, ubi, talas, umbi-umbian, tepung-tepungan, gula, dan minyak.
·
Kelompok zat gizi pembangun sel (protein). Protein dapat diperoleh dari
daging, ayam, kelinci, telur, ikan, udang, susu, serta kacang-kacangan dan
hasil olahannya seperti tahu dan tempe.
·
Kelompok zat gizi pengatur dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat pengatur banyak terdapat dalam sayur-sayuran
yang berwarna kuning, jingga, dan merah, serta buah-buahan.
C. Teknik
Pengolahan
1.
Teknik Pengolahan makanan Panas Basah (Moist
Heat)
Teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat)
adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan bahan dasar cairan untuk
mematangkannya. Bahan dasar cairan yang digunakan bervariasi seperti air,
kaldu, santan, susu atau bahan lainnya.
Ø
Teknik merebus (Boiling)
Teknik merebus (boiling) adalah mengolah bahan makanan dalam
cairan yang sudah mendidih. Cairan yang
digunakan berupa air, kaldu, dan susu.
Ø
Teknik Poaching
Teknik poacing ialah cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas
menutupi bahan makanan yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih
(92-96 °C). Bahan makanan yang dipoach ini adalah bahan makanan yang lunak atau
lembut dan tidak memerlukan waktu lama dalam memasaknya seperti telur, ikan,
dan buah–buahan. Cairan bisa berupa kaldu, air yang diberi asam, cuka, dan
susu.
Ø
Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan
makanan dengan sedikit cairan, (kira-kira setengah dari bahan yang akan
direbus) dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan-lahan.
Jenis bahan makanan yang diolah dengan teknik ini biasanya daging dan sayuran.
Efek dari braising ini sama dengan menyetup,
yaitu untuk menghasilkan daging yang lebih lunak dan aroma yang keluar
menyatu dengan cairannya.
Ø
Teknik Stewing
Stewing (menggulai/menyetup) adalah mengolah bahan makanan yang
terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan
cairan yang tidak terlalu banyak dengan api sedang. Pada proses stewing,
cairan yang dipakai yaitu air, susu, santan, dan kaldu. Contoh makanan yang
menggunakan teknik ini antara lain, opor ayam, gulai kambing, dan gulai ikan.
Ø
Teknik mengukus (Steaming)
Teknik mengukus (steaming) adalah memasak bahan makanan dengan uap
air mendidih. Nilai gizi bahan makanan tidak banyak yang hilang karena tidak
bersentuhan langsung dengan air. Makanan yang diolah dengan cara ini yaitu
puding, bolu, sayuran, ikan atau ayam.
Ø
Teknik Simmering
Teknik simmering ini adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau
bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik
didih dan direbus lama, di mana di permukaannya muncul gelembung–gelembung
kecil.
Ø
Teknik mengetim
Teknik mengetim adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan dua buah
panci yang berbeda ukuran di mana salah satu panci lebih kecil.
2.
Teknik Pengolahan makanan Panas Kering (Dry Heat
Cooking)
Teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking) adalah mengolah makanan
tanpa bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Teknik ini sama sekali
tidak menggunakan air dalam proses pematangannya, tetapi menggunakan minyak
(minyak zaitun, minyak kanola) sehingga suhunya bisa mencapai 180°C.
Ø
menggoreng dengan minyak Banyak (Deep frying)
deep frying adalah memasak bahan makanan dengan
menggunakan minyak/lemak yang banyak hingga bahan makanan benar–benar terendam
sehingga memperoleh hasil yang kering (crispy).
Ø
menggoreng dengan minyak Sedikit (Shallow
frying)
Shallow frying adalah mengolah bahan makanan atau proses menggoreng
yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit pada wajan datar.
Dengan teknik ini bahan makanan tidak akan menjadi terlalu matang.
Ø
menumis (Sauteing)
Teknik menumis (sauteing) adalah teknik memasak dengan menggunakan
sedikit minyak olahan dan bahan makanan yang telah dipotong kecil atau diiris
tipis yang dikerjakan dalam waktu sebentar dan cepat, diaduk-aduk, serta ditambah
sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/basah.
Ø
memanggang (Baking)
Memanggang (baking) adalah pengolahan bahan makanan di dalam oven
dengan panas dari segala arah tanpa menggunakan minyak atau air. Baking
memiliki beberapa metode, sebagai berikut.
a)
memanggang kering. Ketika memanggang dengan
oven, bahan makanan akan mengeluarkan uap air. Teknik ini biasanya digunakan
untuk produk pastry dan roti.
b)
memanggang dalam oven menambah kelembaban.
Ketika memanggang bahan makanan, masukkan wadah berisi air yang akan
mengeluarkan uap air yang masuk ke dalam oven, menyebabkan kandungan air dalam
bahan makanan bertambah dan akan menambah kualitas makanan.
c)
memanggang dalam oven dengan menggunakan 2
wadah. Wadah pertama berisi bahan makanan, dan wadah kedua diberi air. Wadah
pertama dimasukkan ke dalam wadah kedua sehingga panas yang sampai ke bahan
makanan lebih lambat. Dengan demikian, tidak akan mengakibatkan panas yang
berlebih dan dapat mengurangi kemungkinan makanan terlalu matang. Contoh:
puding karamel, hot pudding franfrurt.
Ø
membakar (Grilling)
Grilling adalah teknik mengolah makanan di atas lempengan besi panas
(gridle) atau di atas pan dadar (teflon) yang diletakkan di atas perapian
langsung. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292°C. Grill juga dapat
dilakukan di atas bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya.
Dalam teknik ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan
diolah maupun pada alat yang digunakan.
D.
Tahapan Pengolahan
1.
Perencanaan
v
Identifikasi kebutuhan (menganalis kebutuhan
pengolahan pangan berdasarkan kondisi lingkungan kelas/kelompok/keluarga saat
ini) untuk ide/gagasan perencanaan
produk pengolahan pangan.
v
Ide gagasan (membuat rencana/ merancang suatu
pembuatan pengolahan pangan sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan)
2.
Pelaksanaan/ Pembuatan
v
Persiapan (merencanakan pembelian bahan sesuai
kebutuhan, alat dan pengolahan pangannya/pembuatannya mulai dari
pengupasan/pencucian bahan)
v
Proses pembuatan, (keselamatan kerja dan hal
khusus lainnya)
3.
Penyajian/Pengemasan
v
Wadah penyajian dan estetikanya
v
Wadah kemasan, estetika, & kesehatan
4.
Evaluasi
v
Merasakan hasil/produk pengolahan pangan
v
Mengevaluasi seluruh proses atau setiap tahapan
pembuatan pengolahan sebagai bahan perbaikan.
E.
Penyajian dan Pengemasan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyajikan penampilan olahan pangan sebagai berikut.
1.
Kombinasi Warna
2.
Bentuk, Tekstur, dan Kekentalan
Bentuk suatu hidangan dapat diciptakan dari pemotongan bahan pangan.
Bahan pangan dapat dipotong dadu, memanjang, dirajang secara kasar atau halus,
dibentuk lonjong, bunga atau bintang. Tekstur olahan pangan dirasakan saat di
dalam mulut, apakah teksturnya lunak, kenyal, kasar, kental atau halus.
3.
Rasa dan Suhu
Dalam penyajian satu menu hendaknya kita juga perlu mengombinasikan
rasa-rasa dasar seperti, rasa asin, rasa manis, rasa pedas, rasa gurih, rasa
pahit, dan rasa asam, maupun rasa yang sangat berbumbu.
4.
Alat Saji Makanan
5.
Hiasan/Garnis
6.
Penyajian
Mantap kali gan artikel nya..... Pernyataan Kesanggupan melakukan pekerjaan
BalasHapusTerimakasih a
BalasHapusterima kasih !!!
BalasHapusTolol
BalasHapusMksi hyun
BalasHapusThanks ya bang jago
BalasHapusJUDI TROSS..... TOBAT GBLK!!!!
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusMakasi nder, tapi saya tidak sanggup ngerangkum sebanyak itu😌
BalasHapusMakasih
BalasHapusJudi tross
BalasHapusAduhai
BalasHapusMantap bos ku
BalasHapusjudulnya ringkasan, tapi panjang bener😌
BalasHapusOtak gw mulai ngeluarin asappppppppppppp
BalasHapusYakin nii rangkuman panjang amt:)
BalasHapusIni apa yg mau dirangkum klo jwbn nya mah sepanjang ini!!!!!
BalasHapusBisa pegel tangn gw:(((